Setelah tersadar dari pingsan, Jo-Kwadrad langsung pulang untuk memberi kabar gembira kepada orang tuanya.
“Bapak….kami lulus!”lari menuju dekapan bapak tercinta.
“Mulus apanya?”Bapak mereka sedikit bolot.
“Lulus pak,,,luluuuus!”teriak Jo-kwadrad dikupingnya sambil menunjukan
Mengetahui kedua anaknya lulus dengan nilai yang memuaskan, bapak Karjo langsung memberi tahu ibu mereka.
“Kita adakan syukuran ya Pakne untuk Paijo!”ibu Paini.
“Enak aja,,, syukuran tu ya buat yang nilainya paling bagus!”ibu Parni marah.
“Ngelonjak ya,,,, Parjo tu cuma beruntung tapi kalau Paijo memang dah pintar sejak dalam kendungan”ibu Paini super marah.
“Eeee kurang ajar ya…. Paijo dapat nilai bagus karna nyontek Parjo!”ibu Parni super duper marah.(jangan bingung ya…)
“BERHENTI….!!”teriak pak Karjo”Syukuran bukan buat Parjo atau pun Paijo,,,!”
“Lalu??”Tanya P-4 kompak.(Paini, Parni, Paijo,dan Parjo)
“Sukurannya untuk saya, karena telah berhasil menjadi supporter terhebat sehingga lahirlah Parjo dan Paijo!!”Pak Karjo yang berkata seperti tanpa dosa.
GRUUUBYAAAKKKK P-4 pingsan.
~~
Malam pun tiba, keluarga Jo-Kwadrad mendatangi kuil Matuka untuk berterima kasih. Sesampainya disana mereka bertemu dengan keluarga Persi yang tujuannya sama dengan keluarga Jo-kwadrad. Setelah selesai acara terima kasihnya, dua keluarga tersebut duduk timpuh berhadadap-hadapan di samping patung Matuka.
“Gimana hasil ujiannya Jo?”Babenya Persi memulai pembicaraan.
“Alhamdulillah bagus pak.”Jo-Kwadrad menjawab serentak kompak.
“Kalau Anak bapak gimana?”Pak Karjo nyolot.
“Alhamdulillah terendahnya cuma 8.”Babenya Persi berkata dengan bangga.
Tidak mencerna dulu kata-kata dari babenya Persi, Pak Karjo langsung nyeplos dengan kobolottanya.
“Inna Illahi,,,”Pak Karjo kaget,”Kami sekeluarga ikut prihatin!”
Karena perkataan tersebut keluarga Persi langsung menatap pak Karjo, sedangkan Jo-kwadrad langsung menyekap mulut bapaknya lalu menyeretnya keluar kuil menuju warung mie ayam.
“Bapakku tercinta yang ganteng,,, lebih baik di sini saja ya…makan yang banyak ya pak!”kata Parjo dengan penuh kasih sayang yang dibuat-buat.
Lalu Jo-kwadrad kembali ke kuil sedangkan bapaknya ditinggal sendiri di warung.
Dua keluarga tersebut kembali berbincang-bincang setelah Parjo meminta maaf atas semua yang terjadi.
“Trima kasih dulu telah membantu membayar SPP anak saya!”kata Ibu Paijo.
“Sama-sama bu… itu juga karena Tuhan memberi rizki yang lebih!”jawab ibu Persi.
“Nak Persi, mau nerusin sekolah dimana?”Tanya ibu Parjo sambil memegang tangan Persi.
“Gak tau bu…saya juga bingung antara nerusin sekolah atau kerja!”kata Persi sambil malu-malu.
Setelah lama berbincang-bincang, Parjo ingin mengajak Persi untuk jalan-jalan.
“Si, jalan jalan yuk!”kata Parjo pelan dengan kepercayaan diri yang tinggi.
“Ayo,,, kemana?”Persi sebenarnya mau nolak tapi malu.
“Pokoknya aku ajak ke suatu tampat yang indah!”Parjo sangat senang karena Persi mau diajak jalan untuk yang pertama kalinya. Kemudian setelah ijin sama orangtuanya masing-masing, Parjo pergi berdua.
~~
Mereka berdua berjalan menuju bukit melewati jalan setapak dengan dihiasi cahaya bulan dan dinginnya malam. Tangan Parjo pun menggenggam tangan Persi karena melihatnya kedinginan. Kunang-kunang pun kelihatan berterbangan kian-kemari seolah menggambarkan hati Parjo yang tak terkendali. Jalan setapak pun semakin lama semakin menyempit sehingga membuat Persi semakin mendekat dengan tubuh Parjo. Setelah sampai di bukit, Parjo menghentikan langkahnya lalu duduk diatas batu besar. Mereka berdua terdiam dan menunduk memikirkan apa yang mau lakukan.
“Lihatlah bulan itu!”kata Parjo sambil menunjuk bulan. Kemudian disusul Persi menaikkan pandangannya keatas. ”Kau tau gak bulan itu apa?”Parjo menatap Persi.
“Benda luar angkasa!”kata Persi yang masih melihat bulan.
“Memang benar bulan adalah benda luar angkasa tapi walau bulan benda luar angkasa dan cahaya bulan tak seterang matahari, bulan tak menyerah untuk menerangi gelapnya malam di bumi ini!”. Persi menunduk mendengar perkataan Parjo.”Bulan tak mengenal lelah untuk semua itu demi terwujudnya kehidupan malam yang terang.”Parjo melanjutkan perkataannya dengan senyum.
“Tapi mengapa bulan tak meminta sebagian cahaya dari matahari?”Tanya Persi sambil menatap Parjo.
“Karena bulan ingin mewujutkan kehidupan malam yang terang tanpa bantuan siapa pun, karena takut akan dikhianatinya!”Parjo menatap bulan kembali,”Aku ingin seperti bulan, Walau pun di luar tubuhmu tapi aku tetap ingin memberi kehidupan yang terang didirimu, aku juga tidak mau bantuan dari orang lain karena takut dikhianati, meskipun itu aku tak mampu.”
Persi terdiam dan wajahnya memerah setelah mendengar kata-kata tersebut.
“Maaf kalau aku terlalu berani untuk melakukan semua ini, tapi aku hanya ingin melindungimu dari kejamnya alam ini.”Parjo menatap Persi sambil menggenggam erat tangannya.
Setelah lama berbincang di bukit mereka berdua kembali ke kuil melewati jalan setapak yang sama, berharap orangtuanya masih dikuil Matuka. Ditengah jalan mereka berpapasan dengan Paijo.
“Hey Jo… Orang tua kita masih di kuil g?tanya Parjo.
“Gak tau, aku tadi juga ikut keluar setelah kalian keluar, tapi g ngikutin kalian.”kata Paijo.
Kemudian mereka semua langsung menuju kuil untuk mencari orang tuanya. Mereka berjalan bertiga sambil bercanda-canda membuat suasana akrab, padahal mereka dulunya bener-bener gak akrab sama Persi.
Setelah sampai mereka langsung masuk kuil dan disana hanya ada patung Matuka. Mengetahui tak ada orang tuanya, kemudian mereka langsung pulang. Beberapa langkah meninggalkan kuil mereka berpapasan dengan Pak Kepala Desa yang sedang berjalan menuju kuil bersama dua orang putih tinggi besar. Mungkin karena hobi, Pak Kades berjalan sambil utik-utik upil. Karena waktu sudah larut malam Jo-Kwadran dan Persi tidak menggubrisnya.
~~
Pagi pun tiba, Parjo bergegas siap-siap menuju rumah Persi untuk mengajak jogging tanpa janjian terlebih dahilu. Niatnya sih berduaan saja, tapi malah Paijo ngikutin sampai rumah Persi. Walau pun kemarin malam perasaan Parjo gak dibalas oleh Persi, tapi Parjo pantang menyerah untuk mengejarnya. Setelah sampai Parjo mengetuk pintu rumahnya lalu tak lama kemudian Persi keluar dengan kaos trainingnya.
“Kok tau kalau mau ku ajak jalan-jalan?”tanya Parjo kepada Persi.
“Ge-eR, aku tu tiap pagi pasti lari-lari.”
Awalnya mereka bertiga berjalan dan bercanda bareng tapi tak lama kemudian Paijo di tinggalkan sendiri, sedangkan Parjo dan Persi asik berduaan jogging didepan Paijo. Parjo berfirasat kalau rasa cinta Persi mulai tumbuh.
Parjo dan Persi terlihat romantis tapi Paijo terlihat boring karena dia gak punya pasangan, ditambah berada di belakang saudaranya yang baru mesra-mesraan.
“Sudah sarapan belum?”Tanya Parjo kepada Persi.
“Belummm!”Teriak Paijo sewot untuk mencari perhatian mereka berdua, Persi pun tersenyum karena kata yang akan ucapkannya sudah terucapkan.
“Diam luuu, pergi
Karena merasa dikecewakan Paijo pun pergi untuk jogging sendiri. Paijo berniat untuk membalas kejadian tersebut dengan membuktikan bahwa dia juga bisa mendapatkan seorang cewe’ yang cantik.
Disaat jogging Parjo berpapasan dengan cewe’ cantik, dan parjo langsung berbalik arah untuk menghampirinya.
“Hai cewe’…sendirian ya…?”
“Iya nih mas…”jawab cewe’ dengan lembut membuat gairah Parjo naik.
“Boleh ditemenin?”
“Boleh…”
Parjo pun senang atas kejadian tersebut dan mereka langsung berkenalan untuk memperakrab hubungan. Cewe’ tersebut bernama Anya, walaupun kelihatan setengah baya yang terpenting oleh Parjo adalah cantiknya.
“Kok kamu cantik sih…?”kata Paijo malu.
“Ah… biasa saja, mas juga tampan kok!”jawab Anya malu.
“Memang setampan siapa?”Parjo bangga karena baru pertama dibilang tampan.
“Didi Petet…”
Setelah lumayan akrab Paijo ingin memamerkan cewe’ tersebut kepada Parjo.
“Kamu maukan aku kenalkan dengan saudaraku?”Tanya Paijo
“Mau saja, tapi aku diantar pulang dulu ya….”
“Oke!”
Mereka berdua berjalan melewati sebuah sungai besar dan disana terlihat Michael yang sedang mincing, tapi karena sibuk dengan Anya, Paijo pun tak menyapanya.
Setelah sampai didepan rumahnya Anya pun membukakan pagar rumah,
“Ayo mas masuk dulu!”
“Iya…”
Anya membuka pintu rumahnya, setelah membukanya Paijo kaget.
“Mama…mam…ma…!”terlihat 3 anak kecil yang lari untuk memeluk Anya. Kemudian setelah melihat Paijo anak-anak tersebut langsung bilang, ”Papaaaa….Pappa….!!!”
Tanpa pikir panjang Paijo langsung cabcus…
“Hii…Jijai boo.”
~~
Setelah matahari mulai meninggi Paijo pulang. Ditengah perjalanan Paijo bertemu kembali dengan Paijo dan Persi. Mereka semua berjalan bersama sambil bercanda seolah kejadian yang lalu terlupakan.
Setelah memasuki kampong Pasungan terlihat banyak orang yang lari-lari dan berteriak,
“Matuka ilang…..!”suara teriakan yang sangat keras dari para warga.
Suara tadi membuat Parjo, Paijo dan Persi kaget. Mereka langsung berlari menuju kuil Matuka yang dikerumuni banyak warga, tapi yang mereka lihat hanya sebuah meja yang kosong.
Beberapa menit kemudian terdengar suara serine mobil polisi.
Kemudian polisi dengan sigab mengamankan tempat kejadian untuk mencari petunjuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar