Agen 0007 keliling Jakarta, kelompok Anjing dan Kucing masih digunakan. Persi yang kemarin duduknya jaga jarak sekarang sudah berani mendekat dan berpegangan dipinggang Surya. Mereka berjalan berdampingan dengan kecepatan 40 km/jam.
“Tin pegangan yang erat!”perintah Pak Bandrio kepada Martin untuk mengejekKucing,”Kita akan lepas landas.”
“Siap pak…”kata Martin sambil merangkul erat tubuh pak bandrio
Persi tertawa melihat tingkah Anjing, dia tak nyangka kalau rekan kerjanya homo. Anjing dan Kucing keliling
Surya dan Persi turun dari motornya lalu duduk di bebatuan pinggir pantai, sedangkan Martin dan Pak Bandrio tetap duduk diatas motornya.
“Wah indah banget ya….”kagum Martin.
“Memang benar-benar indah…..”kata Pak Bandrio sambil menghirup udara.
Martin sangat senang karena baru pertama kali lihat pantai,
“Boleh gak aku tanya sesuatu?”
“Apa?”
“Dari pertama tadi aku heran sama air laut ini.”
“Memangnya kenapa?”
“Kok banyak busanya sih, memangnya yang nyuci baju siapa?”
~~
Hampir setengah jam mereka nangkring dan nongkrong di pantai ancol, kemudian mereka akan kembali pulang ke Pasar Rebo. Motor pun di starter, gas mulai di putar, tapi sebelum motor berjalan kencang Persi dikejutkan oleh sesuatu.
“Stoooooppp…..”teriak Persi. Seketika Surya dan Pak Bandrio menghentikan motornya
“
“Aku liat Matuka!”jawab Persi.
“Dimana?”tanya pak Pak Bandrio.
“Didalam tas orang itu?”kata Persi sambil menunjuk seseorang yang berada diatas jetsky,”Saya melihatnya saat metuka akan dimasukan kedalam tas itu.”
Motor kembali diparkirkan dan mereka berempat lari menuju orang tersebut sebelum jetskynya berjalan. Tapi saat kurang lebih sepuluh meter dari jarak orang tersebut, jetsky yang ditungganginya dijalankan. Supaya tidak ketinggalan Agen 0007 langsung lari menuju penyewaan jetsky. Dipenyewaan hanya tinggal satu jetsky.
“Agen Rahasia 0007.”kata Pak Bandrio sambil menunjukkan sebuah lencana kepada pemilik penyewaan,”Kami memerlukan jetsky anda untuk tugas.”

Pemilik penyewaan hanya diam melongo, tapi Pak Bandrio langsung menaiki jetsky.
“Siapa yang mau ikut.”kata Pak Bandrio,”Yang penting bisa berenag.”
Martin dan Surya terdiam lalu mundur satu langkah, sehingga Persi menjadi yang terdepan.
“Ayo Persi, cepat naik keburu jauh orangnya.”teriak Pak Bandrio. Persi pun berlari menuju jetsky yang ditunggangi Pak Bandrio.
“Ayo pak..”kata Persi sambil berpegangan Pak Bandrio.
“Bentar…”Pak Bandrio terdiam.
“Kenapa pak? Keburu jauh orangnya..”
“Cara menghidupkan dan menjalankannya gimana?”kata Pak Bandrio diatas jetsky yang berhenti.
“Waduuuh…”kata Martin dan Surya ditepi pantai.
“Payah…”kata Persi.
Persi langsung pindah kedepan untuk mengemudikannya, jetsky dinyalakan dan langsung cabut dengan kencangnya. Pak Bandrio yang bonceng dibelakang langsung pegangan erat tubuh Persi.
“Assiiiikkkkk…….!!”teriak Pak Bandrio sambil menambah erat pegangannya ditubuh Persi.
“Kuraaang aaajarrr….’teriak Surya sambil melempari Pak Bandrio dengan sebutir batu, walaupun itu juga tidak kena.
Jetsky yang dikendarai Persi melaju dengan kencang sehingga tak lama kemudian bisa menyusul orang tersebut. Karena merasa diikuti, orang tersebut langsung menambah kecepatan jetsky-nya. Kejar-kejaran pun tak bisa dielakkan. Kemudian Pak Bandrio mengeluarkan pistol dari dalam texido-nya.
“Jangaann bergeraaak….”teriak Pak Bandrio.
Karena tak ada gubrisan Pak Bandrio langsung mengarahkan pistolnya kearah orang tersebut.
“Yessss…….”teriak lagi Pak Bandrio.
“Huuuu…..”ejek Persi.
Pak Bandrio berpikir kemana tujuan orang tersebut yang memacu jetskynya ke timur. Tanpa berpikir panjang, Pak Bandrio mengambil handphone lalu menelpon Surya.
“Sur, cepat kalian bergerak ke palabuhan tanjung priuk dengan motor kita.”kata Pak Bandrio kepada Surya.
“Siap pak…”
Surya dan Martin langsung lari menuju motornya lalu menaikinya. Mereka menaiki motor sendiri-sendiri.
“Kuncinya mana?”tanya Martin diatas motor.
“Aku tidak bawa.”kata Surya sambil merogoh-rogoh saku.
“Lalu?”
Karena tak ada yang bawa kunci mereka berdua langsung lari menuju jalan raya berharap ada pak pos yang dapat mengirim mereka ke tanjung priok. Lama menunggu pak pos tak kunjung datang, padahal mereka sudah membeli perangko dan ditempelkan di jidatnya. Akhirnya mereka menghampiri sebuah motor GL-Pro yang berhenti di pinggir jalan.
“Agen Rahasia 0007.”kata Surya sambil menunjukan lencana agen 0007,”Motor ini akan kami pakai untuk tugas.”kata Surya.
“Silahkan pak….”kata pemilik GL-pro.
“Bensinnya cukup to ke tanjung priok?”tanya Martin.
“Cukup, tadi saya Full tank.”
“Bagus…”kata Surya dan Martin lalu menaiki motor tersebut.
Surya yang ada di depan lansung menginjak kick starternya, suara motor nyaring didengar, gigi dimasukkan lalu di gas, tapi motor tak bergerak.
“Kok tak jalan?”tanya Surya kepada pemilik motor.
“Maaf, rantainya putus…”kata sipemilik sambil menunjukan rantai motor yang ada di tangan kanannya.
Tanpa basa-basi mereka berdua langsung cabut, lalu menghentikan bajaj.
“Pak tanjung priok,… cepat.”kata Surya.
~~
Bajaj melaju lumayan kencang menuju tanjung priok, tak lama mereka telah sampai disana.
“Tunggu disini ya pak.”kata Surya,”nanti kami kesini lagi.”
Surya dan Martin lari menuju tepi pantai, lalu menelpun Pak Bandrio.
“Kami sudah sampai di tanjung priuk pak.”kata Surya.
“Tunggu disitu, kami akan segera sampai bersama tersangka.”kata Pak Bandrio.
Setengah jam menunggu tak ada tanda-tanda dari Pak Bandrio. Karena bosan mereka berdua berjalan mencari warung mie ayam.
“Pak mie ayam sama es teh dua.”kata Martin kepada penjual mie ayam yang ada disekitar pelabuhan. Tak lama kemudian dua mie ayam telah berada didepan mereka, baru mau melahap satu sendok terdengar suara gaduh.
“Maliiiiiing…..maliiiing……..”
Martin dan Surya langsung keluar dari warung untuk melihat apa yang terjadi, mie ayam yang mereka pesan ditinggal begitu saja. Saat mereka keluar terlihat orang berkejar-kejaran, mengejar orang yang membawa tas berisi Matuka dan salah seorang yang mengejarnya adalah Pak Bandrio dengan Persi. Kemudian Surya dan Martin ikut mengejar tanpa memperdulikan mie ayam yang mereka pesan.
Karana merasa belum menerima bayaran mie ayam dari Surya dan Martin, sipenjual mie ayam langsung lari mengejar Surya dan Martin sambil membawa tongkat base ball.
“Heee… bayarr dulu…!!”teriak sipenjual mie ayam, sehingga di tanjung priuk sekarang terjadi lari masal terbesar di Indonesia, yaitu sipenjual mi mengejar Surya dan Martin, Surya dan mertin mengejar Pak Bandrio dan Persi, dan yang terakhir Pak Bandrio dan Persi mengejar penculik Matuka bersama warga sekitar.
Surya yang mengetahui kalau dirinya sedang dikejar sipenjual mi, dia langsung menyuruh Martin untuk mengatasinya. Martin pun berhenti menunggu sipenjual mi.
“Kenapa pak?’tanya mertin basa-basi.
“Malah nanya, mie kalian belum dibayar!”tegas penjual mi sambil mengatungkan tongkat base ball.
“Ni saya bayar, berapa sih harganya?”tanya mertin sambil merogoh-rogoh sakunya.
“Sepuluh ribu rupiah.”
Martin yang dari tadi merogoh kantongan tidak menemukan uang sepeser pun. Lalu dia berpikir, mungkin dengan lencana Agen 0007 dapat menyelesaikan masalah kecil tersebut, seperti yang dilakukan Pak Bandrio dan Surya.
“Agen Rahasia 0007.”kata Martin sambil menunjukan lencana yang ada di saku taxidonya,”Saya memerlukan mie ayam bapak untuk kepentingan tugas.”
“Terserah,…”teriak sipenjual mie,”Mau agen rahasia atau agen minyak tanah yang penting mie-nya dibayar.”kata sipenjual sambil memukul lencana Martin dengan tongkat base ballnya, sehingga lencananya terlempar.
“Waduuh…”Martin panic sambil mengambil lencananya..
Dengan sangat terpaksa Martin mengeluarkan STNK motor scorpio.
“Begini saja ya pak, saya gadaikan dulu STNK ini, nanti saya ambil kembali.”kata Martin memelas.
“Awas jangan sampai bo’ong, bajunya saja mewah tapi gak ada uang…”
~~
Orang yang membawa Matuka terus dikejar sama Pak Bandrio, Surya, Persi dan warga sukitar. Mereka mengejar sampai jalan raya dekat pelabuhan, tapi saat sampai dijalan tersebut ternyata ada teman dari tersangka tersebut yang membawa mobil ambulans. Kemudian si-tersangka langsung lompat masuk ambulans, lalu langsung pergi dengan sirine ambulans yang berbunyi kencang.
Pak Bandrio, Surya dan Persi menghentikan larinya dengan napas yang masih engos-engosan.
“Sial,,hoh..hooh… mereka berhasil lolos….ho..”kata Pak Bandrio dengan napas yang engos-engosan sambil menendang kaleng yang ada didepannya.
Tiba-tiba terdengar suara selipan ban mobil.
Ciiittttt…
Mobil Jaguar S type warna merah berheti didepan mereka bertiga.
“Ayo cepat naik….!”teriak Martin yang ada didalam mobil tersebut sambil membika kaca jendela..
“Dapat dari mana mobil ini?”tanya Persi heran, sedangkan Pak Bandrio sama Surya melongo.
“Ayo pokoknya naik saja, keburu jauh ambulan tersebut…”kata Martin.
mereka bertika langsung naik dan mobil langsung digeber abis sama Martin. Pak Bandrio duduk didepan sedangkan Surya dan Persi dibelakang. Mobil ambulan yang mereka kejar langsung bisa didekati. Kejar-kejaran terjadi lagi, lampu-lampu merah mereka terobos.
Para Polisi yang melihat kejadian tersebut tidak menggubrisnya, karena mereka mengira ada pasien kritis didalam ambulan.
Kejar-kejaran masih berlangsung seru, Pak Bandrio mengeluarkan pistolnya lagi. Mobil ambulans yang ada didepannya ditembak-tembaki,
Tak lama setelah itu tapi tiba-tiba mobil jaguar yang ditunggangi berhenti.
Clinggg… mobil mewah yang mereka tunggangi berubah menjadi sapu. Mereka berempat terjengkang di tengah jalan.
“Tolong nak, bapak tak kuat berdiri.”teriak Pak Bandrio yang terlentang di tengah jalan raya,”Cepat soalnya ada container yang melaju kencang menuju bapak.”
Surya dan Martin yang masih kuat berdiri langsung mendekati dan membopong Pak Bandrio, tapi saat membopong Pak Bandrio terdengar Persi merintih kesakitan dipinggirjalan.
“Aduh kakiku terkilir….”teriak Persi.
Surya dan Martin langsung melepaskan Pak Bandrio, sehingga Pak Bandrio jatuh terlentang kembali. Surya dan Martin mendekati Persi tanpa merasa bersalah dengan Pak Bandrio. Surya langsung mengurut kaki Persi yang terkilir, sedangkan Martin mengambil sapulalu ikut mengurut kaki Persi yang satunya.
Pak Bandrio teriak-teriak karena containernya tadi semakin dekat.
“Toooolooong……”teriak Pak Bandrio sambil berusaha untuk bangum, tapi tetep tidak bisa, karena punggungnya serasa patah.
“Anaaak….anaaak sialaann..toooolllooong,…”teriaknya sekali lagi tetapi Surya dan Martin tidak menggubrisnya.
“Tu paling cuma acting…”kata Martin,”Malu-maluin saja..”
Container pun semakin dekat.
BUUUMMMM….. suara keras dari klakson container.

Container tersebut melintasi Pak Bandrio.
“Kok teriakan Pak Bandrio sudah tidak ada?”kata Surya lalu menoleh ke jalan raya tempat Pak Bandrio terjatuh.
“Mungkin capek acting.”kata Martin.
Kemudian Surya dan Martin berjalan menuju Pak Bandrio, sedangkan Persi tetap duduk dipinggir jalan sambil mengurut kakinya sendiri.
“Kok tak bergerak.”kata Surya setelah melihat Pak Bandrio.
“Melotot dan mangap lagi, malu-maluin..”tambah Martin.
Kemudian mereka berdua membopong Pak Bandrio kepinggir jalan dan didudukkan dekat Persi. Pak Bandrio syok berat.
~~
Kejar-kejaran tadi tidak membuahkan hasil karena tersangka berhasil lolos. Tapi satu hal yang terpenting, mereka berempat yakin kalau Matuka masih ada di
“Kamu bawa sapu ini dari asrama ya?”tanya Persi yang heran.
“Iya, Saya membawanya sekedar untuk jaga-jaga.”jawab Martin.
”Kamu taruh dimana
“
Kemudian Surya mendekati Martin.
“Kapan kamu belajar nyetir mobil?”tanya Surya yang penasaran dari tadi.
“Dulu saya pernah nyetir mobil saat mau pergi ke musolla.”kata Martin.
Mendengar perkataan Martin, Surya dan Persi terdiam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar