JO-Kwadrad (1)

kembali ke daftar isi

Hai namaku Parjo dan ini temanku Paijo. Kami murid SMA Negeri 1 Jogsa Pasungan, klas XII IPA 2, tepatnya perbatasan Wonosari dengan Klaten ditahun 1998, so daerah kami berada dikawasan pegunungan yang lumayan terpencil dan terisolasi. Sebenarnya kami berdua bersaudara tapi kami malu mengakuinya karena bapak kami sama sedangkan ibu kami berbeda. Bapak kami bernama Karjo Martoyo Suryadiningrat, untuk lebih mudah memahaminya seperti tokoh comedian H. Bolot. Kemudian ibuku bernama Parni Semiastuti Kartini bisa juga di bilang mirip Dian sastro wardoyo. Kemudian ibu Paijo adalah Paini dwimartini seperti Krisdayanti tapi krisdayantinya diperankan oleh Aming,hee,heee,,. Dan akhirnya nama kami berdua menjadi Parjo Suryadiningrat dan Paijo Dwimartini.

~~

Kik…kik…klitik…klitik, bunyi sepeda butut Paijo yang lewat di daerah pegunungan tanpa aspal. Beberapa menit kemudian, kik… kuk… klutik… klutuk… kik… kuk… klutik… klutuk… suara sepeda Parjo dan Paijo berbunyi nyaring berdampingan,seperti perkumpulan SBYJK alias Sepeda Buntut Yang Jarang Krimbath.

“Selamat pagi Jo”tanya Parjo di atas sepeda bututnya. Sosok lelaki yang berkulit sawo matang dan gigi yang maju.

“Idih, ada orang gila yang manggil dirinya sendiri.”jawab Paijo. Seorang cowo’ hitam manis berambut ikal.

“Sialan lu… aku tu nanya dirimu, kan da Jo nya juga.”Parjo.

“Kenapa sih u nyama-nyamain pakai Jo, mang gak ada nama lain pa?”Paijo.

“Kalau Parji nanti aku di panggil manusia titanium dong!!!”Parjo.

“Yang ada Panji Manusia Millennium bukan Parji Manusia Titanium,”kata Martin,“Heh!! film Panji tu lom kluar, ini kan taun 1998 sedang kan dia 2000!!”

“Brarti Pimus Yustisio masih jualan sayur dong…laris g ya?”kata Parjo.

“May be yes,may be no!”kata Paijo.

Setelah beberapa lama meributkan nama akirnya Parjo mandapat ide untuk memanggil kata depannya. Parjo dipanggil PAR dan Paijo di panggil PAI. Tapi setelah di pikir-pikir, Paijo tidak setuju.

“Kenapa lagi?!”Tanya Parjo.

“Nanti kalau kita dipanggil bersama jadi PARPAI dong,…malah bisa jadi Parpai politik!, terus kalau orang panggil namaku cepet jadinya Pai…Pai…Pai..Tai kucing!!”kata Paijo.

Ternyata musyawarahnya menemui jalan buntu akhirnya kembali ke JO KWADRAT.

Mereka bersepeda kurang lebih 14 km dan di tempuh selama 45 menit, Karena saking seringnya mereka g terasa capek sedikit pun, padahal jalannya naik turun seperti tugu monas yang lagi dibor oleh Inul Darakencana.

Sampai di km10 mereka berbincang bincang lagi.

“Jo sudah kerjakan Pr belom?”tanya Parjo sambil utik utik upil yang sebesar kutil.

“Belum”jawab Paijo dengan santai.

“Kenapa? Kalau aku kan anak rajin jadi sudah dong!”kata parjo sambil utik utik kutil yang sebesar upil.

“Ngerjakan juga percuma, nanti kamu juga percaya. Sebenarnya brangkat skul harini juga percuma, liat ja nanti!”kata Paijo tanpa utik utik upil atau kutil.

“Payah kali kau ini”kata Parjo.

Srek…Parjo dan Paijo meletakkan sepedanya diparkiran dengan kompak seperti Tsubasa dengan Misaki makan bakmi didepan toko Matahari dilihati sapi yang tak tau diri.Stop!!! (jangan panjang panjang nanti ndak kepanjangen!!)

TENGGG….. Bel masuk berbunyi dan disusul dengan speaker yang berbunyi,

“Perhatian-perhatian kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai, para siswa yang sudah membayar SPP diharapkan segera masuk”

“Iya bu…kami segera masuk”kata Parjo+Paijo.

“Gak mutu ya, masak diikuti dengan SPP juga!” bisik Parjo kepada Paijo.

Mereka berjalan menuju gerbang sekolah yang terbuat dari bamboo sambil berbincang-bincang yang g bermutu.

“Kayak di bioskop aja ya”kata Parjo.

“Memang tau apa itu bioskop?”Tanya Paijo

“Itu tu..tempat makan sup yang bikin klenger”jawab Parjo

“Kok bisa?”kata Paijo

Kan bioskop berasal dari kata Bius dan Sup”kata Parjo yang berlagak kayak Elbert Einstein yang abiz minum Vidoran smart sepabrik-pabriknya.

“Ngaco kamu tu… Bioskop tu warung kopi!!”

Sepuluh langkah kurang dari gerbang sekolah Parjo menanyakan lagi tantang Pr kepada Paijo.

“Kenapa Pr g berguna Jo”tanya parjo.

“Mau tau,nih saya itung sampai tiga nantu kamu juga tau!”kata Paijo.

“Satu”

“Dua”

“Tiga”

“Maaf kusus Paijo dan Parjo dilarang masuk kelas karena SPP nunggak 5 bulan. Diharap datang lagi setelah bayar SPP lunas.”speaker lecek itu berbunyi lagi.

“Tul kan apa gunanya kerjakan Pr. Sekarang pintar aku to!”kata paijo sambil menepuk dada lalu batuk dan dann daannn sruuuuut (nyerot ingus).

Mereka langsung kembali ke parkiran. Brum-brum-brum…… Suara motor Yamaha 100 warna kuning tai yang dikendarai Michael Icianna Forrenzo Bin Husain sering di singkat Michael Icianna Forrezo BH, berkulit putih dan berambut pirang tidak pakai kutang, hasil persilangan Belanda Sumedang akhirnya nyungsep di Pasungan.

“Hai JO kwadrad, kok g masuk? g boleh ya! pasti gara2 lom bayar SPP.”ejek Michael, “Makanya orang miskin tu g pantas sekolah.”.

“Sialan lo…padahal biasanya g kayak gini!. Sejak kapan sih di pasang speaker itu?”tanya Parjo.

“Kemaren sore, tu pemberian dari bapakkyu!”jawab Michael.

“Baru jadi anak Kepala Desa ja dah sombong, gimana lagi klau jadi anak emak gue!”kata Paijo.

“miskin dong!”kata Parjo.

~~

“Michael cepat masuk, KBM sudah di mulai lo…”suara dari speaker.

“Iya Bu Zanah”Kata Michael yang mengetahui suara speaker tersebut.

“Oooo…bu Zanah to, memang g pernah pegang mic ya, dari tadi mainan mic trus!”kata Paijo.

“Apa Yang Kau Katakan Tadi!!”teriak Bu Zanah dengan speakernya, seperti suara macan yang habis ngemut Hexos 24 butir, MENGGLEGAR!!.

“Ampun buuuuuu”kata Paijo sambil menaiki sepeda lalu cabut sama Parjo...

5 komentar: